Ngobrol Dengan Saya Di Chat Box Dan Promosikan Situs Kalian Juga ! - Chatting With Me On Chat Box And Promote The Site You Also!

Sabtu, 26 Maret 2011

Alasan Mengapa Lapangan Sepak Bola di Inggris Tidak Menggunakan Pagar Pembatas

ShareSelain dikenal dengan Kick And Rush nya, Liga Inggris dikenal dengan kualitas lapangan nomor wahid. Dan satu lagi, stadion - stadion di Inggris ternyata nggak punya pagar pembatas antara tribun penonton dengan lapangan. Dan yang lebih hebatnya lagi, jarak bangku penonton dengan lapangan gak lebih dari 5 meter. Kenapa bisa begitu?

Ternyata hal tersebut diberlakukan bukan karena penonton Liga Inggris pada baik dan tertib, tapi karena penonton pada bengal dan brutal. Lhooo..kok bisa? Penonton nyAa brutal kok ga dikasih pagar pembatas? Ini dia sejarahnya dan alasannya . . .



Anda pasti sudah tahu dengan kerusuhan yang dilakukan supporter Liverpool di Belgia sewaktu final Liga Champions lawan Juventus. Kerusuhan yang terjadi 29 Mei 1985 yang kemudian dikenal dengan Tragedi Heysel ini memakan korban jiwa 39 orang.

Tragedi tersebut berdampak besar bagi sepakbola Eropa. Ada kesalahan tentu ada sanksi. Soal kerusuhan dan pelanggaran, Eropa paling tegas. UEFA akhirnya melarang Liverpool main di Eropa selama 5 tahun. Dan uniknya, FA (Konfederasi Sepakbola Inggris) malah ikut - ikutan nambahin hukuman.

Dan yang lebih unik, bukan cuma Liverpool, tapi semua klub Inggris nggak boleh main di luar Inggris selama 5 tahun! Dan yang paling unik, ternyata gak ada protes dari klub-klub yang kena sanksi.

“Lho Liverpool yang salah, kok gue kena getahnya?” mungkin begitu celoteh klub-klub Inggris tersebut. Semua pasrah. Ulah fans Liverpool saat itu yang mabuk berat dan berkategori hooligans benar-benar menampar muka sepakbola Inggris. Namun begitu semua klub sepakat introspeksi.

Hukuman FA nggak berhenti di situ. Ada banyak perubahan parameter keamanan lainnya. Yang paling mencolok adalah menghilangkan pagar pembatas tribun penonton dan lapangan serta nggak boleh lagi ada tribun kelas berdiri (tanpa kursi) di seantero Inggris. Di Eropa, cuma Inggris yang nggak menjual tiket tanpa kursi.




FA sempat dikecam oleh publik sepakbola Inggris, bahkan Eropa. Jelas banyak yang sewot karena tiket berdiri harganya murah meriah. Dan hal yang dianggap paling gila adalah menghilangkan pagar pembatas. Ada pagar aja rusuh, apalagi ompong melompong?

Tapi buat FA, kelas suporter berdiri justru pusatnya biang kerok. Jadi, sekarang ini semua stadion di Inggris tanpa pagar dan tidak menjual tiket bernomor kursi. FA memang organisasi berpengalaman. Ide mereka ternyata berhasil.

Hilangnya pagar pembatas justru membuat dewasa suporter Inggris. Karena FA juga mencatat identitas penonton yang masuk stadion. Sekali bikin rusuh, si suporter bakal di-banned masuk stadion di seluruh Inggris untuk beberapa tahun, bahkan selamanya. Di dalam stadion juga nggak boleh terlihat pasukan polisi alias harus menyamar.




Dengan aturan tersebut, bukan berarti sepakbola Liga Inggris 100% aman. Penggemar Setan Merah pasti tidak akan lupa dengan “tendangan kung fu” Eric Cantona kepada suporter Crystal Palace di pinggir lapangan.

Atau The Kop masih ingat dengan insiden masuknya balon ke lapangan yang dilemparkan seorang remaja yang akhirnya membuat liverpool kalah dari Sunderland.




Terlepas dari hal itu, rasanya kita wajib mengacungkan 2 jempol untuk keberanian FA dan sikap dewasa para suporter Liga Inggris yang dulu sering bikin orang resah, sekarang justru relatif lebih santun. Kalau misalkan hal serupa diterapkan di Liga Indonesia, apa yang kira-kira bakalan terjadi ya?



Rabu, 26 Agustus 2009 | 10:18 WIB

TEMPO Interaktif,London:Pertandingan di Inggris biasanya berjalan lancar dan aman. Kebalikan dari itu, kerusuhan pada kerumunan penonton terjadi sebelum dan usai kemenangan West Ham United 3-1 dari Milwall lewat perpanjangan waktu dalam laga putaran kedua Piala Carling di Stadion Upton Park, Rabu (26/8).

Milwall, klub divisi tiga Inggris mengejutkan tuan rumah ketika unggul lebih dulu lewat gol Neil Harris (26). Skuad Gianfranco Zolla baru bisa memperkecil kekalahan pada babak kedua ketika Junior Stanislas langsung memborong dua gol (87 dan lewat tendangan penalti pada menit ke-98). Pemain muda The Hammes Zavon Hines melengkapi kemenangan timnya setelah perpanjangan pertandingan (100).

Sebelum laga digelar, ratusan suporter kedua klub terlibat bentrok di dekat Stadion Upton Park. Menurut juru bicara kepolisian metropolitan London, seorang pria berusia 44 tahun dilarikan ke rumah sakit setelah terluka akibat ditikam tiga kali sementara dua orang ditangkap dari aksi kekerasan ini.

Semi finalis Piala Carling musim lalu, Burnley yang tampil menawan di laga awal musim Liga Primer, mengalahkan klub divisi tiga Harlepool 2-1 lewat perpanjangan waktu.

Pada laga lainnya Blackburn Rovers menang 3-1 dari Gillingham, Portsmouth mengalahkan Herefors 4-1, Bolton Wanderers melibas Tranmere Rovers 1-0, serta Birmingham City mengalahkan Southampton 2-1.

Pada laga lainnya Hull City mengalahkan Southend United 3-1. Wolverhampton Wanderers harus melewati drama adu penalti untuk menang dari Swindon Town setelah memaksakkan hasil 0-0. 








0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Firman Hendika-Unic Site | Bloggerized by Firman Hendika - Unic Site | FirmanHendika01